Kamis, 31 Desember 2015

IBU

seperti udara yang memberikan kesejukan di siang hari, bagai matahari yang menghangatkan dinginnya badai salju, bagai hujan yang selalu membawa kenangan. embun pagi yang membasahi dedaunan, menggantikan rintikan hujan dikemarau panjang. dirimu selalu nampak jelas didepan mataku. memberi sebuah kebahagiaan dalam kesedihan. memberi kehangatan dalam dinginnya hujan. tanpa meminta sedikitun imbalan. nyanyian indah selalu terdengar ditelinga. berjasa tanpa lencana. bagai penyelamat tanpa nama. saat ku terpuruk kau selalu hadir. saat ku beranjak terbang, kau selalu ada dibelakangku. saat ku berada dilangit, kau melihatku dari daratan dengan tetesan air mata penuh bangga. dan saat itu pula kau akan merasa dilupakan. merasa kesepian. tapi kau tidak pernah merasa bahwa dimanfaatkan. yang kau rasakan adalah bangga akan tujuan hidupmu. bagai burung yang mengajari anak burung terbang. setelah dapat mengepakkan sayap, pergi hilang. Ibu, mungkin aku anak yang ceroboh, mungkin aku tidak dapat untuk diandalkan. aku tidak memiliki apa-apa untuk kubanggakan. aku hanya memiliki seorang ibu yang selalu memelukku saat aku jatuh. aku ingin bersimpuh dihadapanmu. mengatakan bahwa aku menyayangimu. aku mungkin anak yang hina. hanya datang padamu saatku sedih, saatku jatuh. maafkan aku ibu, maafkanlah anakmu ini. terimakasih atas semua yang kau berikan ibu. kini anakmu telah beranjak dewasa. tapi anakmu akan selalu menjadi anak kecil yang kau rawat dulu. terimakasih ibu. jasamu, semua yang kau berikan takkan pernah bisa tergantikan oleh emas apapun. sekali lagi ku ucapkan terimakasih ibu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar